Thursday, March 31, 2011

HALAWATUN IMAN



Apa itu kemanisan iman? Ia adalah satu rasa tenang, bahagia dan aman di dalam jiwa seseorang hasil keyakinannya yang tinggi kepada Allah, Al Kitab, Rasul dan lain-lain rukun iman. Ia adalah kemanisan yang bersifat maknawi yakni tidak dapat dirasa dengan pancaindera tetapi hanya dapat dirasai oleh hati. Orang yang telah merasai kemanisan iman akan rasa indah dalam melakukan ketaatan dan bahagia ketika meninggalkan kejahatan. Apabila musibah melanda, mampu sabar dan redha. Bahkan dia sanggup mati demi menemui kecintaannya (Allah).

Apabila seseorang mencintai Allah, maka Allah akan mencintainya. Dan apabila seseorang dicintai Allah, maka hidup dan matinya akan dipermudahkan oleh Allah. Seluruh energi alam akan menyebelahinya. Di dalam hadis qudsi, Allah swt berfirman:

“Jika Allah mencintai seorang hamba maka Allah akan berkata, “Wahai Jibrail, Aku mencintai seorang hamba maka cintailah dia. Kemudian Jibrail memanggil penduduk langit dan berkata, “sesungguhnya Allah mencintai sifulan maka cintailah dia.” (musnad Imam Ahmad dari Abu Hurairah).

Ukuran iman di hati dapat dikesan melalui ketenangan yang kita rasai. Apakah kita telah tenang? Ataupun masih keloh-kesah dalam menghadapi ujian dan cabaran dalam kehidupan? Jawabnya, kita sendiri boleh menilainya. Justeru, apa yang berlaku di luar diri kita tidaklah sepenting dengan apa yang berlaku ‘di dalam’ hati kita. Jadi, berhati-hatilah menjaga hati… sentiasa solat (zikir), istighfar, selawat dan sedekah. Jangan dikotori dengan fitnah, hasad, mengumpat dan marah. Mujahadah… dan istiqamahlah dalam mujahadah. Itulah jalan yang panjang, tetapi itulah jalan yang paling pendek. Tidak ada jalan pintas!


Edit dan sumber dari: http://genta-rasa.com/2011/03/29/di-mana-ketenangan/

No comments:

Post a Comment

 CERITA LAMA 2017